Selasa, 29 Mei 2012

segi diksi


Dalam Proposal ilmiah yang kami analisis, proposal ini telah menggunakan pemilihan kata yang tepat, namun terdapat beberapa kalimat yang kurang efektif karena menggunakan kata yang tidak tepat, ketidakfokusan pikiran sehingga tidak mudah dipahami.Sebuah kalimat juga harus cermat agar kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda.  Salah satunya pada kalimat dibawah ini:
Bila pendek, biasanya tidak menjadi masalah besar namun bila panjang dan tidak dapat dikendalikan maka dapat memunculkan efek-efek negatif seperti depresi, sakit jantung, nafas sesak dan lain sebagainya.
Kata “bila pendek” dan “bila panjang”, pembaca tidak akan mudah mengerti maksud dari kata tersebut karena kita tidak tahu apa yang dimaksud bila pendek dan bila panjang.  Kata “nafas sesak” tersebut tidak lazim karena selama ini kita mengenal kata “sesak nafas” bukan “nafas sesak”. Bila kalimat diatas diubah maka kalimat efektifnya adalah:
Dalam jangka waktu pendek biasanya tidak menimbulkan masalah, namun dalam jangka waktu panjang dan tidak dapat dikendalikan akan menimbulkan efek negatif seperti depresi, sakit jantung, sesak nafas dan lain sebagainya.

Memberi gambaran akan sebuah usaha bisnis hamster sebagai budaya yang menjanjikan dan memiliki prospektif cerah.
Pembudidayaan hamster pada proposal ini bukanlah untuk membentuk sebuah budaya hamster, melainkan sebuah usaha pengembangbiakan hamster sebagai binatang peliharaan sehingga kata budaya pada kalimat diatas daganti dengan kata usaha, kata “prospektif” memiliki kata baku “prospek”. Sehingga kalimat efektifnya adalah:
Memberi gambaran tentang bisnis hamster sebagai usaha yang menjanjikan dan memiliki prospek cerah.

Pemeliharaan hamster pun relatif mudah, tidak membutuhkan luasan lahan yang besar.
Penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat, seperti pada kata luasan lahan yang besar. Sehingga kalimat efektifnya adalah:
Pemeliharaan hamsterpun relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas.

Dalam proposal tersebut pemakalah juga meyakinkan pembaca dengan menyertakan beberapa pendapat dari para ahli, seperti hasil penelitian Karen Allen, seorang peneliti dan guru besar Universitas New York di Buffalo, menyebutkan bahwa orang binatang peliharaanya sebagai sumber yang berharga dan penting dalam dukungan sosial (Benson,2002).
Kami rasa penulis pun menggunakan makna konotatif, seperti pada kalimat “dalam perkembangannya hamster kemudian didomestikasi sehingga saat ini telah menjadi binatang kesayangan”. Makna didomestikasi dalam kalimat tersebut memiliki arti dijinakkan/penjinakan.

Makalah psikologi umum tentang tanggapan dan fantasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu dapat dicari beberapa kaidah hukum psikologi yang mendasarinya hukum-hukum tersebut, sehingga dengan demikian akan dapat memahami anak didiknya dengan lebih baik.
             Pengamatan, tanggapan, dan fantasi merupakan contoh dari aktivitas manusia. Ketiga kegiatan ini saling berhubungan satu sama lain. Pengamatan yaitu hasil perbuatann jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsang. Tanggapan yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus degan benda-benda yang ada. Fantasi yaitu daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus dari benda-benda yang ada. Terlihat jelas dari ketiga pernyataan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat, sehingga kami ingin lebih mengetahui tentang apa itu pengamatan, tanggapan, dan fantasi secara lebih dalam.

B.   Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud pengamatan, tanggapan, dan fantasi?
2.      Apa saja macam dari pengamatan, tanggapan, dan fantasi?
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi?

C.   Tujuan Penelitian

Kami melakukan penelitian ini dengan tujuan:
1.       Untuk mengetahui apa itu pengamatan, tanggapan, dan fantasi
2.      Apa saja yang mempengaruhi terjadinya pengamatan, tanggapan, dan fantasi






BAB II

KAJIAN PUSTAKA 


a.     Pengamatan
Pengamatan adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsang. Dalam pengamatan dengan sadar orang dapat pula memisahkan  unsur-unsur dari obyek tertentu. Misalnya, becak malampaui kita.
Pada umumnya penginderaan selalu disusul dengan pengamatan, terutama rangsang yang menarik perhatian kita.
Pengamatan adalah dunia riil baik dirinya maupun dunia sekitarnya dengan menggunakan panca indera.

b.     Tanggapan

Tanggaan adalah suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan (Bigot et al, 1950, P. 72)
Tanggapan adalah sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan.

c.      Fantasi

Fantasi adalah daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.













BAB III

PEMBAHASAN


A.    PENGAMATAN
Berikut beberapa pengaturan pengamatan:
a.       Pengaturan menurut sudut pandangan ruang
b.      Pengaturan menurut sudut pandangan waktu
c.       Pengaturan menurut sudut pandangan gestalt
d.      Pengaturan menurut sudut pandangan arti
Adapun proses-proses pengamatan adalah sebagai berikut:
Ø  Penglihatan                                                                                         
Menurut objeknya penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:
1
) Melihat bentuk Pengamatan di dunia pendidikan sering kita gunakan. Pengamatan biasanya digunakan untuk meneliti Sesutu objek kemudian kita memberikan suatu tanggapan mengenai objek tersebut.
Supaya individu dapat menyadari sesuatu, adanya beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu:
1.  Adanya objek yang yang diamati.
2.  Alat indera atau reseptor yang cukup baik.
3.  Perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Gejala pengeluaran dalam garis besar dapat dibagi menjadi dua yakni melalui indera dan yang melalui akal. Melalui indera dapat dibagi lagi, yaitu:
·   Di luar, yang meliputi penginderaan dan pengamatan.
·   Di pusat, yang meliputi tanggapan, ingatan, dan fantasi.
Yang mengenai tanggapan yaitu eidetik (tanggapan yang tidak bisa dan sangat hidup, sepertinya subjek sangat mengamatinya. Gambaran/kesan eidentik ini biasa kita jumpai pada usia anak-anak, namun hamper pada semua kasus, gejala tersebut akan hilang selama periode adolosensi).
1.      Penglihatan
2)
Melihat dalam
3)
Melihat warna

2.    Pendengaran
      Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi (suara) dengan indera pendengaran. Dalam kehidupan sehari-hari bunyi itu berfungsi sebagai pendukung arti, karena itulah sebenarnya yang kita tangkap atau yang kita dengar adalah artinya itu, bukan bunyi atau suaranya.
Bunyi dan suara itu dapat kita golongkan atas dasar dua cara, yaitu:
    a)  Berdasarkan atas keteraturan dapat kita bedakan antara
              1. Gemerisik, dan
              2. Nada
   b)  Selanjutnya nada itu biasa dibeda-bedakan atas dasar:
             1. Tinggi rendahnya, yang tergantung kepada besar kecilnya frekuensi
             2 .Intensitasnya yang tergantung pada ampiltudonya
             3. Timbrennya yang tergantung pada kombinasi bermacam-macam frekuensi dalam   tinggi rendahnya suara

3. Peraba
      Istilah raba mempunyai dua arti, yaitu:
           1) Meraba sebagai perbuatan aktif, yang meliputi jaga keseimbangan atau kinestesi, dan
           2) Pengalaman raba secara pasif yang melengkapi pola beberapa indera, atau kemampuan lain, yaitu:
                    a. Indera untuk sentuh atau tekanan
                    b. Indera untuk mengamati panas
                    c. Indera untuk mengamati dingin
                    d. Indera untuk merasa sakit dan
                    e. Indera untuk vibrasi
Kalau orang meraba dengan mata tertutup, maka akan terjadi visualisasi, artinya kesan rabaan itu akan digambarkan sebagai kesan penglihatan, ini membuktikan betapa pentingnya kedudukan penglihatan itu di antara modalitas-modalitas pengamatan yang lain.


4.Pembauan (penciuman)
      Arti psikologis bau dan pembauan (penciuman) masih sedikit sekali diteliti oleh para ahli walaupun dalam kehidupan sehari-hari secara popular telah menyaksikan pengaruh bau-bauan itu kepada aktivitas manusia.
Kualitas bau itu boleh dikata tak terhingga variasinya. Biasanya para ahli yang melakukan penelitian dalam hal ini membuat klasifikasi atas dasar bau utama yang mempunyai sifat khas. Henning (1924) misalnya membedakan adanya enam macam bau utama (bau pokok) itu, yaitu:
     1) Bau bunga (blumig)
     2) Bau akar (warzig)
     3) Bau buah (cruehig)
     4) Bau getah (harzig)
     5) Bau busuk (faulig)
     6) Bau sengit (brenlich)
Sementara Swaatdeaker (Kohnstamm et al, 1955, P 103) menggolongkan bau itu menjadi sembilan macam bau, yaitu:
    1)  Bau etheris
    2)  Bau aromatis
    3)  Bau bunga
    4)  Bau amber
    5)  Bau bawang
    6)  Bau sengit
    7)  Bau kapril
    8)  Bau tak sedap, dan
    9)  Bau memuakan

5. Pengecapan
        Dalam kehidupan sehari-hari variasi rasa cecapan itu dibedakan menjadi banyak sekali, akan tetapi indera pengecap terutama hanya terdapat empat macam rasa pokok, yaitu:
   1)  Manis
   2)  Asam
   3)  Asin, dan
   4)  Pahit
Beberapa masalah praktis :
1)      Kita mengenal dunia riil dengan panca indera
2)      Terlebih-lebih pada anak-anak, peranan panca indera dalam menerima pendidikan atau belajar itu boleh dikatakan bersifat menentukan
3)      Selama sistem sekolah-sekolah serta pendidikan masih seperti yang kita kenal sekarang ini, maka di antara kelima modalitas pengamatan yang paling penting adalah penglihatan dan pendengaran.


B.    TANGGAPAN
Tanggapan yaitu suatu bayangan yang ada dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan dan obyek yang diamati tidak lagi dalam ruang dan waktu pengamatan.
           
Tanggapan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.      Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan.
2.      Tanggapan masa dating atau tanggapan mengantisipasikan.
3.      Tanggapan masa kini atau tanggapan representative (tanggapan mengimajinasikan).

Ada 2 fungsi tanggapan, yaitu:
1.      Fungsi primer, yaitu apabila tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan (berpikir, perasaan dan pengamatan). Individu yang memiliki fungsi primer dominan biasanya banyak geraknya, lincah, menarik, suka mengajak, berani, gagah, humor, bermulut besar, gembira, dll
2.      Fungsi sekunder, yaitu apabila tanggapan yang sudah tidak disadari dan ada dalam bawah sadar itu masih berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita. Individu yang memiliki fungsi ini sekunder dominan, memiliki sifat-sifat suasana hati tenang, tekun, teliti, wataknya tertutup, berbicara dan ketawanya sedikit, sering kelihatan kaku, tidak menarik dan bosan.

Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
1.      Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak terikat pada waktu dan tempat.
2.      Objek pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3.      Pengamatan memerlukan perangsang, sedangkan pada tanggapan tidak perlu ada perangsang.
4.      Pengamatan bersifat sensoris, sedangkan pada tanggapan bersifat imaginer(baying-bayang), sifatnya tidak terlalu hidupdibandingkan dengan pengamatan, maksudnya  satu gambar pengiring atau gambar pengikut.

Catatan mengenai tanggapan:
1.      Murid-murid harus diberi tanggapan sebanyak-banyaknya.
2.      Murid-murid dalam mengamati bbenda-benda itu hendaknya dengan mempergunakan alat-alat indera sebanyak-banyaknya.
3.      Pengajaran harus dihubungkan dengan apa yang telah diketahui oleh murid-murid

Ø  Bayangan pengiring
           Bayangan pengiring optis tidak mempunyai tempat yang pasti dalam medan penglihatan, sebab bayangan ini berpindah-pindah sesuai dengan gerakan mata.  Misalnya: apakah kita berdiri di halaman pada waktu sinar matahari menyorot diri kita, dan dalam waktu sejenak kita pandang bayangan kita sendiri dengan tidak memejamkan mata, maka apabila kita sekarang melihat ke langit, maka di sana akan ada bayangan serupa yang kita pandang itu.
           Suara kadang-kadang punya bayangan pengiring. Misalnya: kalau kalau kita semalam suntuk baru saja menyaksikan pertunjukan wayang kulit, maka paginya sering-sering suara gemelan itu masih terdengar, meskipun kita sudah berada jauh dari tempat pertunjukan wayang tersebut.

Ø  Bayangan Eiditis
              Bayangan eiditis (eidos : arca, golek) yaitu suatu gambaran yang jelas yang didapat setelah adanya pengawas. Gambar ini bersifat lebih tahan lama, lebih jelas daripada bayangan pengiring. Yang bersangkutan dalam mengamatinya seolah-olah bendanya ada di hadapannya, dan kadang-kadang ia menggerak-gerakkan kepala dan membuat sikap sedemikian rupa supaya benda yang diamati kelihatan.




C.     FANTASI

Fantasi adalah daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus benda-benda yang ada.

Fantasi merupakan fugsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam macam, yaitu:
1.      Fantasi tidak sadar (tidak disengaja)
2.      Fantasi disadari (disegaja)

·         Fantasi bersifat mengabstraksikan, kalau dalam berfantasi itu ada bagian-bagian yang dihilangkan.
·         Fantasi bersifat mendeterminasikan kalau dalam berfantasi itu sudah ada semacam skema tertentu, lalu diisi dengan gambaran lain.
·         Fantasi bersifat mengkombinasikan kalau menggabungkan bagian dari tanggapan yang satu dengan yang lainnya.
                  3.   Nilai praktis fantasi
1.      Fantasi memungkinkan orang menetapkan diri dalam hidup kepribadian orang lain.
2.      Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya.
3.      Fantasi meyakinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu
4.      Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi.
5.      Fantasi memungkinkan orang untukmenciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya.











BAB IV
PENUTUP


A.   Kesimpulan
Dari hasil makalah kami tentang Pengamatan, Tanggapan, dan Fantasi memiliki hubungan atau keterkaitan. Karena jika kita melakukan suatu pengamatan pada suatu objek otomatis kita akan menanggapi objek tersebut dan secara otomatis pula dengan menanggapi objek kita juga akan berfantasi mengenai objek tersebut.

B.   Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa Pengamatan adalah hasil perbuatan jiwa untuk menyadari adanya rangsang, sehingga kita bisa cepat tanggap dengan adanya keadaan sekitar. Tanggapan adalah suatu bayangan yang ada dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan dan obyek yang diamati tidak lagi dalam ruang dan waktu pengamatan, sehinnga kita harus tetap berkonsentrasi sehingga masih menimbulkan ingatan yang membekas di otak kita. Sedangkan fantasi adalah daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus benda-benda yang ada, berpikir atau berfantasi yang positif akan menberikan dampak atau efek yang positif pula pada tingkah laku kita, sedangkan apabila kita berfantasi negatif dapat memberi sugesti yang negatif pula terhadap pola pemikiran kita.